Laman

Minggu, 24 September 2017

Analisis BEP dan Analisis Sumber Penggunaan Dana/Kas

ANALISIS TITIK IMPAS (BEP)

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Syarat-syarat Analisi Break Even Point
a. Harga jual tidak berubah-ubah
b. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
c. Biaya variabel bersifat proposional.
d. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual tidak berubah-ubah.

Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.


Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel) : Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap) : Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.


3. Semi Varibel Cost : Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi






Contoh Kasus


Asumsi-asumsi:


1. Analisis titik impas digunakan untuk analisis jangka pendek


2. Biaya dikelompokkan menjadi 2:


a. Biaya tetap


b. Biaya variable : gambarannya apabila jumlah produksi berubah maka biaya juga berubah


Misal : Tukang gorengan


Biaya tetapnya : kuali, sendok, kompor, tabung gas


Biaya variabelnya : minyak goring, tepung, gas, dll.


3. Jumlah yang diproduksi = jumlah yang dijual


TC = AC x Q


TR = P x Q 


Keterangan :


TC : Total Cost


TR : Total Revenue


AC : Average Cost


ATC : Average Total Cost


4. Harga jual per unit tetap


5. Bauran penjualan tetap pada kasus multiproduk








BEP : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)


2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)


1. BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)


= FC 


P - V


Ket:


FC : Fixed Cost/biaya tetap


P : Harga


VC : Variable Cost/biaya variable






Contoh :


Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!






BEP (Q) = FC 


P – V


= 300.000


100 - 40


= 5.000 unit


atau


P- V = contribution margin = 100 – 40 = 60


BEP (Q) = FC 


Contribution margin


= 300.000


60


= 5.000 unit


2. BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)


= FC 


1 – TVC


S


Ket:


Sales (S) atau volume penjualan = P x Q


Total Variable Cost (TVC) = VC x Q






Dari soal yang sama diatas:


Sales (S) atau volume penjualan = P x Q = 100 x 10.000 = 1.000.000


Total Variable Cost (TVC) = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000






BEP (Rp) = FC 


1 – TVC


S


= 300.000 


1 – 400.000


1.000.000


= 500.000






BEP (Q) = BEP (Rp)


P


= 500.000


100


= 5.000






Contribution margin ratio = 1– 400.000 = 0,6 


Atau contribution to fixed cost 1.000.000






Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6


atau 60%






*** Margin of Safety : angka yg menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau budget sales dengan penjualan break even.


= penj. yg direncanakan – penj. Pada BEP x 100%


Penj. yg direncanakan


= 1.000.000 – 500.000 x 100%


1.000.000


= 50%










Efek Penambahan Faktor Terhadap BEP


A. Harga jual


1. Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit naik dari 100 menjadi 160. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!


Jawab:


BEP (Q) = 300.000 = 300.000


160 – 40 120


= 2.500 unit






BEP (Rp) = 300.000 


1 – 400.000


1.600.000


= 400.000


Bila harga jual dinaikkan maka BEP-nya akan turun






2. Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!


Jawab:


BEP (Q) = 300.000 = 300.000


80 – 40 40


= 7.500 unit






BEP (Rp) = 300.000 


1 – 400.000


800.000


= 600.000


B. Biaya Tetap


1. Ada Ada tambahan biaya tetap Rp 100.000 (300.000 + 100.000)


Memperbesar kapasitas produksi dari 10.000 unit – 15.000 unit


Biaya variabel per unit 40.


Harga jual per unit 100 – 90. Berapa BEP nya?


Jawab:


BEP (Q) = 400.000 = 400.000


90 – 40 40


= 8.000 unit






BEP (Rp) = 400.000 


1 – 600.000


1.350.000


= 727.000






C. Sales Mix


Contoh soal:


Perusahaan memproduksi lebih dari satu produk


Sales = TR = Total Revenue = P. Q




Keterangan 


Produk 


Total 








Sales 


200.000 


200.000 


400.000 



Q/unit 


20.000 


8.000 



VC 


60% x 200.000 = 120.000 


40% x 200.000 = 80.000 


200.000 



FC 


40.000 


80.000 


120.000 



TC = VC + FC 


160.000 


160.000 


320.000 



Laba = S – TC 


40.000 


40.000 


80.000(untung) 











Jawab:


Sales mix = A : B = 200.000 : 200.000 = 1 : 1


Produk mix = A : B = 20.000 : 80.000 = 2,5 : 1






BEPtotal (Rp) = FC 


1 – TVC


S


= 120.000


1 – 200.000


400.000


= 120.000/0,5


= 240.000






Sales Produk A = ½ x 240.000


= 120.000


TR = P. Q 


= P . 20.000


P = 120.000/20.000


= 6






Sales Produk B = ½ x 240.000


= 120.000


TR = P. Q 


= P . 8.000


P = 120.000/8.000


= 15






ANALISIS SUMBER PENGGUNAAN KAS


- Laporan Perubahan Kas (Cash Flow Statement) atau laporan su ber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. 


- Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.


- Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.






Sumber Penerimaan dan Penggunaan Kas


• Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likwiditasnya.


• Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaan maupun penggunaannya.






Sumber penerimaan kas suatu perusahaan


1. Hasil penjualan investasi jangka panjang


2. Penjualan, emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas.


3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)


4. Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.


5. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.


6. Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden dari investasinya, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak. Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai berikut , Penggunaan Kas :


1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.


2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.


3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang


4. Pembelian barang dagangan secara tunai.


5. Pembayaran biaya operasi perusahaan.


6. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dsb.






Laporan Sumber dan Penggunaan Kas


Penyusunan laporan perubahan kas atau sumber penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkianan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (NoncashTransaction). Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas diantaranya sebagai berikut:


a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, Intangible asset, dan wasting assets. Biaya operasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.


b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dengan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi.


c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dn penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena yang bersangkutan telah habis disusut dan atau suadah tidak dapat dipakai lagi.


d. Adanya pembayaran stock devidend (deviden dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadapa kativa tetap yang dimiliki oleh perusahaan.






Contoh Kasus


Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri tas anak-anak, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kwartalan sebanyak 300.000 unit selama tahun 2005.


Berikut disajikan informasi dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :


Rencana penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :


Kwartal I : 40.000 unit


Kwartal II : 60.000 unit


Kwartal III : 20.000 unit


Kwartal IV : 15.000 unit


Harga jual/unit : Rp 2.000


Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2004) adalah Rp. 2.800.000


Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 60% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 40% ditagih pada kwartal berikutnya.


Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 4.800.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2005.


PT. THE POOH


Anggaran Penjualan


31 Desember 2005




4. Siklus Kas


Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus menerus dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama hidupnya perusahaan.




Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagang maupun jasa bila di pertemukan dengan biaya operasi maka secara netto akan diperoleh sumber kas yang berasal dari operasi (laporan rugi-laba dasar tunai), tetapi pada umumnya perusahaan menyusun laporan rugi-laba dengan menggunakan dasar waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba harus di sesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis)






PERBEDAAN ANALISIS TITIK IMPAS DENGAN ANALISIS SUMBER PENGGUNAAN KAS




ANALISIS TITIK IMPAS 


ANALISIS SUMBER PENGGUNAAN KAS 



Mengetahui hubungan antar cost, volume, harga dan laba. 


Disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menunjukan darimana sumber-sumber dan penggunaannya. 



Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi. 


Digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.











Mempertimbangkan alternatif serta pengambilan keputusan lain. 


Menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut 















Tidak ada komentar:

Posting Komentar